Dikabarkan bahwa
seseorang dapat tiba-tiba meninggal karena pajanan kipas angin secara
terus-menerus. Anggapan yang berkembang tentang bahaya tidur dengan kipas angin
ini dikait-kaitkan dengan efek angin dari kipas angin elektrik dan penyejuk
ruangan (AC) dalam jangka panjang yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan
menyebabkan hipotermia.
Risiko kematian
akibat paparan angin ini diduga lebih tinggi terjadi pada orang lanjut usia dan
seseorang yang sedang mengalami gangguan pernapasan. Ditambah lagi, hal ini
terpicu oleh keberadaan korban di dalam ruangan tertutup tanpa adanya
ventilasi.
Mari cermati
kemungkinan bahaya ini satu-persatu berikut alasan dan solusinya.
Hipotermia
Hipotermia adalah
kondisi gawat darurat yang terjadi saat suhu tubuh berkurang drastis, yaitu
kurang dari 35°C. Ini terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada
kemampuan tubuh dalam memproduksi hawa panas. Situasi ini mengakibatkan suhu
tubuh turun, serta terganggunya sistem saraf, jantung, serta organ-organ lain.
Jika tidak segera ditangani, hipotermia yang umumnya disebabkan oleh cuaca
dingin ini dapat menyebabkan gagal jantung hingga kematian.
Makin malam,
seseorang menjadi makin berisiko mengalami hipotermia karena metabolisme tubuh
melambat dan makin sensitif terhadap temperatur di lingkungan sekitarnya. Dalam
hal ini, penggunaan kipas angin dikhawatirkan dapat berisiko menurunkan suhu
sehingga menyebabkan seseorang yang tidur dengan kipas angin akan kehilangan
suhu tubuh secara drastis.
Namun tidak ada
penelitian ilmiah yang menemukan bahwa kondisi ini akan terjadi kecuali suhu
semula sudah sangat rendah. Di sisi lain, umumnya orangutang tidak akan
menyalakan kipas angin saat tidur jika suhu udara sudah sangat rendah.
Hipertermia
Hipertermia terjadi
ketika suhu tubuh seseorang berada di atas connatural, yaitu 36°C, dan terus
berada di tingkatan tersebut untuk jangka waktu yang lama. Kondisi yang
dianggap jarang terjadi ini dapat dipicu oleh gangguan kesehatan tertentu, saat
musim panas yang berkepanjangan. Umumnya terjadi pada orang-orang berusia
lanjut.
Saat indeks panas
udara berada di suhu 32°C, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat
menyarankan siapa pun untuk tidak menyalakan kipas angin di dalam ruangan
tertutup tanpa ventilasi udara. Kipas angin sebaiknya digunakan saat jendela
terbuka atau saat indeks panas dalam ruangan lebih rendah daripada di luar.
Pada suhu sedang, tubuh kwa merespons dengan mengeluarkan keringat untuk
menyejukkan tubuh. Tetapi pada suhu yang sangat panas, suhu udara menjadi lebih
panas dibandingkan suhu tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan panas pada
tubuh.
Asfiksia
Asfiksia adalah
kondisi berkurangnya pasokan oksigen ketika bernapas dalam waktu yang lama.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan koma atau bahkan
kematian. Meski terdapat dugaan bahwa kipas angin dapat menyebabkan asfiksia
akibat keracunan karbondioksida dan pergantian oksigen, namun kondisi ini hanya
dapat terjadi di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi. Pada kondisi
apotheosis, perputaran udara dari kipas angin dan pertukaran udara melalui
ventilasi dapat menjaga percampuran gas dan kadar CO2 tetap formula.
Seorang profesor
termofisiologi menyatakan bahwa bahaya tidur dengan kipas angin tidak akan
menyebabkan kematian akibat hipotermia. Hipotermia hanya dapat dialami oleh
seseorang yang suhu tubuhnya turun drastis hingga 10°C dalam semalam, tapi
tidak kepada seseorang yang suhu tubuhnya turun sebatas 2-3°C saja.
sumber : https://www.alodokter.com/anggapan-bahaya-tidur-dengan-kipas-angin-ternyata-tidak-mendasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar